
Gugah.id – Faktor turunnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Brebes salah satunya dipicu dari tenaga kerja yang tidak terampil. Sehingga, meskipun Brebes menjadi kawasan industri, banyak diisi pekerja dari luar daerah. Untuk pekerja lokal justru lebih memilih mencari kerja ke luar daerah.
Kenyataan itu diakui oleh Kepala Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Baperlitbangda) Brebes, Edy Kusmantono. Menurutnya, keterampilan tenaga kerja lokal belum bisa memenuhi kebutuhan pasar industri tenaga kerja. Sementara peluang atau kesempatan kerja di Brebes cukup banyak.
“Kita harus lebih intens lagi terkait dengan keterampilan tenaga kerja kita. Apalagi Brebes sebagai kawasan industri. Sekarang tenaga kerja kita belum bisa memenuhi kebutuhan pasar industri di Kabupaten Brebes. Akhirnya pabrik-pabrik yang ada di Brebes ini mengambil tenaga kerja dari luar,” kata Edy, Kamis (17/12).
Edy mengungkapkan, melalui forum tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility – CSR) pihaknya akan berupaya untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja lokal. Saat ini peluang kerja di Brebes cukup banyak. Ketersediaan tenaga kerja juga banyak. Namun belum bisa memenuhi kriteria perusahaan-perusahaan yang ada di Brebes.
“Kita juga sudah berkoordinasi dengan perguruan tinggi yang ada di Brebes untuk menyiapkan sekolah vokasi. Ini untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan industri,” tambahnya.
Diketahui, IPM terdapat 3 indikator utama, yaitu indikator kesehatan, tingkat pendidikan dan indikator ekonomi. Dari tiga indikator tersebut bisa diukur melalui 3 dimensi dasar, antara lain pengetahuan, lamanya hidup dan standar hidup yang layak. Ketiganya saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
Faktor Lain
Disamping itu bisa juga dipengaruhi faktor-faktor lain seperti ketersediaan kesempatan kerja, yang pada gilirannya ditentukan oleh banyak faktor, terutama pertumbuhan ekonomi, infrastruktur dan kebijakan pemerintah. Oleh karenanya, tenaga kerja terampil saat ini menjadi ukuran atau indikator IPM.
Sementara itu, angkatan kerja di Brebes jika diukur dari banyaknya pembuatan AK1 atau surat kuning tahun 2020 ini mencapai lebih dari 15 ribu pekerja. Data Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dinperinaker) Brebes mencatat, bulan Januari-November tahun 2020 ini, sudah ada 16.080 calon tenaga kerja di Brebes yang membuat AK1 sebagai persyaratan melamar kerja.
Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Ketenagakerjaan Dinperinaker Brebes, Tusdi mengklaim, dari 16.080 calon tenaga kerja, sekitar 75 persennya memanfaatkan peluang kerja di Brebes. Sedangkan sekitar 25 persen dari jumlah itu memilih kerja di luar daerah, seperti Cikarang, Bekasi, Tanggerang, dan Jakarta.
“Mereka mengejar UMK yang lebih tinggi, di Brebes UMK masih Rp.1,8 juta. Faktor lain karena sebagian mengikuti saudara di luar kota. Kalau dipikir, kerja di luar kota juga ada biaya hidup yang cukup tinggi,” kata Tusdi.
Selain itu, lanjut Tusdi, di Kabupaten Brebes banyak lulusan sekolah yang tidak sesuai dengan kebutuhan pasar industri di Brebes. Salah satunya saat ini banyak lulusan di bidang multimedia, sementara di pasar kerja Brebes lebih banyak membutuhkan tenaga kerja garmen dan sepatu. Oleh karenanya, saat ini pihaknya tengah berupaya memenuhi kebutuhan pasar industri.
“Nanti akan ada pelatihan-pelatihan sebelum mereka melamar kerja. Faktor lain juga karena mereka tidak tekun. Mereka sering pindah kerja di satu pabrik ke pabrik lain sebelum kontrak habis. Tapi ini jumlahnya tidak banyak,” pungkasnya. (*)