Linglung

Sastra
(foto: Mahesa Bagaskara)
Oleh: Mahesa Bagaskara

Di pojokan kamar ia meratapi
Matanya kosong selepas terpejam
Sudah banyak yang telah ia relakan
Tapi dirinya selalu telanjang, tak punya apa-apa.
Papa.

Ia hanya membawa diri
Melangkah mengikuti takdir
Kadang, ia temui orang yang mulutnya bau gas. Duduk menanti surat kabar di emper rumah.
Kadang, ia temui orang yang mulutnya bau aspal. Berbincang soal untung rugi
Ia hanya mengelus dada, meratapi dirinya yang papa.

Keringatnya yang bau comberan tak bisa ditukar parfum eceran.
Napasnya yang kembang kempis tak bisa mencium steak ala restoran.
Kerelaannya menghamba asa, sampai membuatnya linglung.

Ia pulang
Di pojokan kamar ia meratapi
Tapi dirinya selalu telanjang, tak punya apa-apa.
Papa.
Sampai Linglung.

Teras Pemali, 28/9/2021

Leave a Reply