Miris, Satu Keluarga Tinggal di Rumah Tak Layak Huni

Ekonomi

BREBES, gugah.id – Satu keluarga tinggal di rumah tak layak huni yang terletak di bantaran sungai Sigeleng, di RT 5 RW 3 Kelurahan Limbangan Kulon, Brebes. Rumah petak yang separuh dindingnya menggunakan anyaman bambu itu dihuni 6 orang.

Rumah tak layak huni berukuran 2,5×5 meter itu tak ada kamar maupun dapur. Dihuni oleh Diana (53), perempuan paruh baya yang ditinggal suaminya yang meninggal lebih dulu. Hanya ruangan sepetak tanpa sekat di rumah itu. Ruang itu menjadi tempat tidur untuk anak-anaknya yang masih kecil. Sekedar beralas tikar, mereka tidur.

“Suami sudah meninggal setelah buat rumah ini. Saya bersama lima anak saya tinggal di sini. Untuk makan seadanya,” kata Diana, Jumat (27/11).

Anak tertua Diana, Fajar (20) mengungkapkan, keluarganya terpaksa tinggal di pinggiran sungai lantaran tak ada pilihan lain untuk tinggal di tempat layak sebab urusan ekonomi. Mereka pun menyadari kemungkinan terjadi banjir akibat luapan sungai Sigeleng. Apalagi saat ini sedang musim hujan.

“Kami sudah tahu tinggal di sini cukup bahaya. Kalau hujan memang ada ketakutan karena pas di pinggir sungai,” katanya.

Fajar tak ingin terus ada di lingkar keterbatasan ekonomi. Ia pun merantau ke Ibu Kota sebagai pelayan warung makan, bergantian dengan adik perempuannya. Saat merantau, dirinya sering mengirim sejumlah uang kepada ibunya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan sang ibu mengurus adik-adiknya yang masih kecil.

“Saya anak yang paling tua jadi harus membantu mencari uang untuk kebutuhan sehari-hari,” lanjut Fajar yang hanya lulusan sekolah dasar.

Kondisi keluarga Diana yang sudah lima tahun tinggal di bantaran sungai ini menimbulkan rasa iba para pengendara yang melintas di jalan pinggiran sungai Sigeleng. Tak sedikit pengendara dermawan yang mampir memberi makan atau bantuan lainnya. Diana pun tak mungkin menolak karana urusan perut.

Kepala Kelurahan Limbangan Kulon Arba Setianto mengatakan, dirinya sudah mengetahui keberadaan dan kondisi keluarga Diana. Pihaknya pun sudah berkali-kali membujuk agar bersedia direlokasi.

“Kami sudah membujuk berkali-kali agar bersedia pindah. Tapi waktu itu mereka tidak mau pindah,” kata Arba yang baru menjabat Lurah Limbangan Kulon beberapa bulan lalu.

Arba menegaskan, pihaknya terus berupaya agar keluarga Diana bersedia pindah dari rumah gubuknya. Pihaknya pun mengaku selalu memperhatikan keluarga tersebut. Sejak dulu salah seorang staf kelurahan selalu menyambangi rumah Diana dan memberikan bantuan dan memastikan keluarga tersebut baik-baik saja.

“Dari dulu Pak Lebe saya selalu keliling saat malam hari dan memastikan keluarga itu baik-baik saja,” pungkasnya. (*)

Leave a Reply