
BREBES, gugah.id – Ketua Ketua Tani Nelayan Andalan (KTNA) Brebes, Juwari menyebut, serapan pupuk subsidi di Kabupaten Brebes belum maskimal. Penyebabnya karena petani Brebes belum terbiasa membeli pupuk bersubsidi melalui kartu tani.
“Pupuk bersubsidi tidak terserap karena masih ada petani Brebes yang belum biasa menggunakan kartu tani,” kata Juwari, Senin (29/11/2021).
Juwari menuturkan, dibanding membeli pupuk bersubsidi via kartu tani, ada sejumlah petani Brebes yang memilih meminjam uang untuk membeli pupuk nonsubsidi.
“Petani lebih memilih berhutang dan membeli pupuk nonsubsidi. Karena pakai kartu tani dianggap merepotkan. Makanya pupuk subsidi tidak terserap maksimal,” kata Juwari.
Diketahui, penyerapan pupuk bersubsidi bagi petani di Kabupaten Brebes, belum maksimal. Tahun 2021, penyerapannya baru pada angka 76 persen.
Sedangkan persediaan pupuk jenis urea di Brebes hinggan akhir November ini mencapai 10.554,55 ton. Begitupun dengan stok pupuk organik di Brebes mencapai 1.178,05 ton.
BACA JUGA:
Payah! Petani Di Brebes Rugi: Harga Bawang Merah Anjlok, Harga Pupuk Melonjak
Ngenes Bos! Harga Remuk, 30 Hektar Bawang Merah Terendam Banjir
Harga Bawang Merah Anjlok, Pupuk Melonjak
Direktur Utama Pupuk Kujang, Maryadi menuturkan, Kabupaten Brebes mendapat alokasi 38.208 ton urea dan 12.983 ton pupuk organik tahun 2021 ini. Namun sayangnya, penyerapan pupuk urea bersubsidi di Brebes masih di kisaran 76 persen.
“Penyerapan pupuk bersubsidi di Brebes belum maksimal. Baru di kisaran 76 persen. Ini jadi perhatian kita semua termasuk Dinas Pertanian setempat supaya bersama bisa memacu serapan pupuk bersubsidi sehingga anggaran bisa terserap maksimal,” katanya di Brebes, Sabtu (27/11/2021).
Maryadi mengatakan, alokasi pupuk bersubsidi seharusnya bisa terserap hingga 100 persen. Sebab, kata Maryadi, pemerintah telah mengeluarkan anggaran subsidi pupuk untuk petani yang membutuhkan.
Sementara itu, para petani di Kabupaten Brebes mengklaim sulitnya mendapatkan pupuk subsidi. Ini karena menurut mereka pupuk subsidi kosong sejak beberapa bulan terakhir. Pernyataan ini disampaikan seorang petani Brebes, Ratinah.
Dia mengungkapkan, dirinya terpaksa menggunakan pupuk nonsubsidi lantaran kesulitan mendapatkan pupuk subsidi. Ia pun mengeluhkan harga pupuk yang mahal selama beberapa bulan terakhir. Sehingga, kondisi ini membuat biaya produksi membengkak.
“Sudah lama kosong jadi pakainya pupuk nonsubsidi. Ini membuat biaya produksi membengkak. Belum lagi bayar kuli dan lainnya yang bikin repot,” pungkasnya. (mah)