
Gugah.id – Sering terjadinya bencana longsor di Kabupaten Brebes bagian selatan diakibatkan karena kerusakan hutan lindung di lereng gunung Slamet. Tak sedikit hutan lindung di wilayah selatan Brebes yang kini beralih fungsi menjadi perkebunan dan areal pertanian. Perambahan Hutan Jadi Pemicu Longsor.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Brebes, Nushy Mansur mengungkapkan, perambahan hutan untuk dijadikan sebagai areal perkebunan dan pertanian sekarang sudah menghampar seperti karpet sayuran. Termasuk hutan lindung di lereng gunung Selamet.
“Di posko pendakian gunung Selamet juga hutan lindung sudah terang benderang. Dan ini yang harus kita waspadai, karena perambahannya sangat parah dan mengakibatkan bencana,” kata Nushy, Senin (26/10).

Nushy menerangkan, perambahan hutan paling parah terjadi di wilayah Kecamatan Sirampog dan Paguyangan, karena itulah jadi pemicu longsor. Perambahan hutan di wilayah itu cukup luas yang dialihfungsikan sebagai perkebunan dan dijadikan areal pertanian.
Untuk mengantisipasi terjadinya bencana longsor yang sering terjadi, BPBD bersama TNI dan Polri serta relawan akan melakukan penanaman bibit pohon. Reboisasi hutan perlu dilakukan sebagai langkah mitigasi terjadinya bencana longsor. Selain terjadi longsor, kerusakan hutan menjadi penyebab banjir bandang yang membawa material gunung di wilayah sungai.
“Meskipun penanaman bibit pohon tak seberapa dibandingkan dengan luas perambahan hutan, setidaknya langkah ini bisa mengurangi risiko terjadinya bencana longsor,” tambahnya.
Selain dua kecamatan itu, menurut Nushy, perambahan hutan juga terjadi di beberapa titik di wilayah kecamatan lain. Namun perambahan di wilayah tersebut tak separah seperti yang terjadi di Kecamatan Paguyangan dan Sirampog. Seperti di wilayah Kecamatan Ketanggungan, yang menjadi penyebab jebolnnya tanggul sungai Babakan karena debit air yang tinggi.
“Hulu sungai Babakan juga rusak karena salah satu penyebabnya adalah perambahan hutan,” pungkasnya. (*)