
Gugah.id.– Pabrik Gula (PG) Banjaratma berada di Desa Banjaratma, Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes merupakan cagar budaya berusia 110 tahun.
Pabrik Gula Banjaratma didirikan oleh N.V.Cultuurmaatschappij (perusahaan perkebunan yang berpusat di Amsterdam) pada tahun 1908. Hal ini didasarkan pada Inventaris van de archieven van de Cultuur-, Handel-en Industriebank Koloniale Bank; Cultuurbank NV, (1847) 1881-1969. Nationaal Archief, Den Haag 1973. Serta disebutkan dalam buku De koloniale Staat (Negara kolonial) 1854 – 1942 (Anrooj, 2014).
Hal ini juga didukung dalam Koloniaal Verslag 1907 (Laporan Kolonial) yang berisi tentang daftar statistik perusahaan pabrik gula di Jawa tahun 1906. Dalam daftar statistik tersebut pada tahun 1906 Pabrik Gula Bandjaratma tidak tersebut dalam daftar.
Pada peta Dutch Colonial Maps thun 1918, Pabrik Gula Banjaratma disebut dengan Station Banjaratma. Proefstations atau Stasiun Pengujian yang dimaksud adalah tempat khusus untuk melakukan penelitian ilmiah terhadap budidaya dan proses produksi gula, ehingga memperoleh produksi yang optimal.
Proefstations diperkenalkan oleh Gerrit Jan Mulder pada tahun 1848 pada Pabrik Gula di Bogor yang selanjutnya menjadi kebutuhan penting di pabrik Gula.
PG Banjaratma berada sekitar 5 kilometer sebelah barat kota Brebes. Pabrik ini mulai berproduksi pada 1913. Dibandingkan pabrik-pabrik gula lain di Jawa Tengah, bisa dikatakan PG Banjaratma berusia paling muda.
Pada tahun 1997 merupakan operasional terakhir PG Banjaratma karena kerugian yang terjadi secara terus menerus, biaya operasional tidak sebanding denga keuntungan yang diperoleh.
Beberapa bagian mesin yang masih dapat digunakan dipindahkan ke pabrik gula lainnya seperti PG Jatibarang untuk menggantikan kerusakan mesin di pabrik gula tersebut.
Kini, pabrik yang terakhir kali beroperasi pada tahun 1997 ini, suwung dan terkesan angker.
Selama 20 tahun, kompleks pabrik itu dibiarkan terbengkalai dan baru pada Mei 2018, Kementerian BUMN memerintahkan PT PP Properti untuk merevitalisasi kawasan pabrik gula itu menjadi salah satu rest area di ruas Tol Trans-Jawa.

Tak banyak yang tersisa dari bangunan utama PG Banjaratma kecuali tembok-tembok utama dengan gaya bata ekspos dan struktur fondasi ketel uap serta penyangga mesin-mesin giling di dalamnya. Seluruh mesin dan peralatan pendukung produksi pabrik itu sudah lama hilang atau dialihkan ke PG lain.

Kini bangunan utama pabrik itu diperbaiki dan dipercantik tanpa mengubah struktur dan bentuk aslinya. Namun untuk saat ini pabrik tersebut sudah disulap menjadi rest area kilometer 260 B Ruas Tol Pejagan-Pemalang.
Rest area ntinya selain berisi berbagai fasilitas istirahat, ruangan seluas lebih dari 5.000 meter persegi itu akan diperuntukkan bagi para pengusaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Brebes dan sekitarnya untuk menampilkan produk-produknya. Dan juga dilengkapi fasilitas seperti masjid, SPBU, bengkel, klinik, taman bermain dan tempat parker sangat luas.

Selain itu juga akan ada uraian tentang sejarah industri gula di Tanah Air, sekaligus sejarah PG Banjaratma. Bahkan, sebuah loko uap penarik lori pengangkut tebu didatangkan dari PG Jatibarang untuk dipajang di rest area Banjaratma ini.
Demikian juga dengan sejumlah peralatan mesin giling yang akan dirakit di tempatnya semula untuk menambah otentisitas PG Banjaratma. (*)