
Oleh: Imron Rosyadi
Di Depan Persimpangan
Aku telah mati ketika kau selesai bicara.
Sebab pada suaramu, diiringi nyanyi burung beringsut
Bunyi insekta bertaut, dan riuh duka makin bertaut
Sejenak daunan derita melambai dengan kalut.
Tak ada irama di hadapan jalan pulang
Gelap dan panjang, lurus, berkelok kadang
Menembus tempat-tempat tak bernama
Ditinggali sajak dan hasut yang mesti kau pilih
Sebagai petunjuk jalan untuk pergi atau kembali
Di tepinya berpagar semak, tegalan dan kelam
Memalami padi-padi yang penuh merunduk menyimpan
kebahagian hidup yang tidak sekalipun tunduk pada
makna waktu yang kian menyusut.
Tak ada masa yang cemerlang di ujung jalan
Sebab malam yang menghantui wujud rahasia abadi
Dengan kepal yakin sendiri, tanpa satu pun jiwa
Repot-repot perlu merasai tanda-tanda.
Jalan tak ada ujung ini adalah saksi
Kau lah korban dari kuatnya badai
Yang tegak berdiri tanpa secuil sangsi
Kau lah jiwa yang hidup-menghidupi
segala perih.
Petrichor
Basah gelisah dedaun pohon lagu
Yang ingin menyanyikan irama mendayu
Meluruh tapi bergetar tubuhmu
Seakan setiap butir air yang lewat
Menyayat-yayat hayat
Kedatanganmu itu semu, sejatinya palsu
Aroma tanpa awak, tapi selalu hinggap
Wangi surga yang tersesat
Pada dunia, sarang kesesatan para umat
Menjadi wangi bangkai kaki
Aroma busuk dari beribu dalih,
terseret dan tersesat dalam
pertemuan dan pertumpahan
Aroma tanah, tanah mana?
Aroma tanah adalah tanda, bahwa tempat kembali paling wangi
Adalah kasih ibu yang tak mati,
Tapi untuk mencapainya, mesti mati berulang kali
Di waktu pagi tanpa fajar berperi
Hingga camar menyentuh maghrib
dan angan mulai raib
Aroma tanah, tanah mana?
Bagi zion, tanah adalah harap dan tujuan
Tapi tanahku, sudah mengandung harap dan hara
Sumber segala mula, untukku
Dan untukmu menuai padi atau menemui pati
Dengan segala alasan, tafsir, janji, dan gerimis diksi
jatuh mencari tempat genangan bahkan kenangan
Di sembarang jalan dan waktu yang aral.
2022

Imron Rosyadi, pegiat sastra di Kabupaten Brebes. Karya-karyanya bertengger di rak-rak buku bersama sastrawan lainnya. Lulusan UIN Syarif Hudayatullah.