Tradisi Pengeringan Bendung, Warga Berdesakan Berburu Ikan

Pertanian
Warga berdesakan berburu ikan di sungai Kemiri Tegal saat dilakukan pengeringan bendung. (foto: Hardiyanto)

TEGAL, gugah.id – Di tengah pandemi Covid-19 dan PPKM level 3, ratusan warga di Kabupaten Tegal Jawa Tengah beramai ramai memadati aliran sungai Kemiri untuk mencari ikan dalam tradisi tahunan pengeringan bendung. Namun sayangnya, sebagian besar warga masih mengabaikan protokol kesehatan dengan tidak memakai masker dan tidak menjaga jarak.

Aliran sungai Kemiri di Bendung Sidapurna Desa Sidapurna Kecamatan Dukuhturi Kabupaten Tegal Jawa Tengah mendadak ramai dipadati ratusan warga, Jumat (1/10/2021). Mereka turun ke sungai untuk mencari ikan dan sejenisnya saat Bendung Sidapurna dikeringkan setiap tanggal 1 Oktober.

Tak hanya orang dewasa, anak anak pun mencoba peruntungan untuk menangkap ikan dengan peralatan seadanya menjaring ikan yang terbawa aliran air. Warga mengaku tradisi tahun ini menjadi daya tarik warga desa lain untuk ikut mencari ikan atau hanya menonton di sekitar bendung.

Warga Desa Sidapurna, Bambang Sukarono mengatakan, tradisi tersebut sudah dilakukan warga setiap tahun dilakukan pengeringan sungai irigasi. Namun sayangnya, saat mencari ikan masih banyak warga yang mengabaiakan protokol kesehatan dengan tidak memakai masker dan berkerumun tanpa menjaga jarak. Mereka pun seolah tidak takut akan penularan Covid-19.

“Tadi ada sejumlah petugas satgas Covid-19 dari Polsek Dukuhturi, Koramil, Kecamatan Dukuhturi dan Desa Sidapurna terus mengimbau warga agar memakai masker dan menjaga jarak melalui pengeras suara,” katanya.

Petugas gabungan juga membagikan masker secara cuma cuma. Namun sebagian warga lain justru masih mengabaikan protokol kesehatan dengan tetap berkerumun di sekitar bibir sungai.

Camat Dukuhturi, Muhtarom menuturkan, tim gabungan Satgas Covid-19 terus mengimbau agar warga bisa mematuhi protokol kesehatan. Ia pun menjelaskan maksud pengeringan bendung setiap tanggal 1 Oktober ini dilakukan untuk membersihkan aliran sungai Kemiri dari sampah dan eceng gondok.

“Ini persiapan menghadapi musim hujan. Sehingga saat musim hujan tiba, aliran sungai mengalir lancar hingga ke hilir,” ungkapnya. (ardi)

Leave a Reply